Kamis, 07 Mei 2015

My First Short Story



Sahabat Sejatiku, Sahabatku Malang
            “Allohu Akbar……….Allohu Akbar……..!!!!!!!”
            Kumandang adzan menggema membangunkan ku, untuk bergegas mengambil air wudhu.
“Bangun……..bangun………! weyy….. buruan sholat shubuh !” teriakku pada Ivan dan Dion.
“HuagGhhhh…..! jm berapa sich?” Sahut Ivan sembari mengucek matanya.
“Udah jam 04.30, ayooo ! buruan bangun  !” kataku pada Ivan.
“Wahh.., udah setengah lima zaww?” Tanya Dion.
“Ya udah yuk, Sholat bareng”. Ajakku pd kedua temanku.
“OKeyyy…..!” sahut keduanya.(kemudian sholat subuh berjama’ah)
Seperti biasa, sebelum berangkat sekolah, kita bertiga harus antri dulu buat mandi dg anak kos yg lain. Maklumlah, rumah kita dengan sekolah jauh. Jadi, dari pd PP kita pilih ngekos aja dech, itung2 latihan mandiri.
            Aku dan Ivan sudah berteman sejak SMP,sedangkan mengenal Dion saat kita menjalani MOS di SMA. Saat ini, kita ber3 du2k di klz Xll.
            2 bln lg UN akan dilaksanakan , untuk itu waktu untuk bermain,bergurau harus dikurangi. Setiap hari maupun di sekolah, ataupun di kamar kos, kita selalu belejar dengan giat. Hingga 2 bln berlalu,saat berperangpun dimulai, sebelum berangkat ke sekolah, kita tak lupa untuk memohon do’a restu kpd ibu kos dan terutama keluarga di rumah. Sesampainya di sekolah kita sedikit membuka buku pelajaran guna mengingat SKL yg akan diujikan pd hari ini.
“TENG…….tengggg……teng..!!!” lonceng tanda masuk berbunyi, dg membaca basmallah, kulangkahkan kaki menuju pintu masuk klz. Kubaca soal 1 & sampai sejauh ini, belum menemui kesulitan. Hingga lonceng tanda berakhirnya waktu usai.
“Alhamdulillah….!” Ucapku usai mengerjakan soal UN.
“Alhamdulillah, aku dpt mengerjakan soal2nya, tp…. Ada juga bbrpa soal yg aku ragu untk menjawabnya, kalo kamu gimana Bay?” Tanya Ivan pdku.
“Hemm… aku juga sama, kalo kamu Dion?” tanyaku pd Dion.
“Iya, sama.. “jawab Dion.
“Semoga kita semua lulus zzaaww…….. Amiiieeeen “ sahut kita bertiga.
            Hari demi hari telah berlalu, UN pun usai. Hanya do’a yg tak henti2 kami panjatkan. Kita hanya dapat bertawakal, setelah berjuanh dan berperang. 1bln tlah berlalu, pengumuman pun telah didepan mata. Tanggal 26 Mei 2009, bertepatan dg hari rabu, Q,Ivan, dan Dion berangkat bersama menuju ke sekolah.     
Sepanjang perjalanan menuju ke sekolah jantung berdebar2 untuk menanti sampai di sekolah. “Kiriii……..kiri…….kiriiiiiiiii !!! teriak kondektur. Sampai di sekolah ternyata sudah banyak teman2 yg sampai disana. Aku & Ivan mempunyai cita2 yg sama, yaitu  menjadi seorang pengacara. Jadi, kita berdua bertekat untuk melanjutkan pendidikan ke Universitas, agar impian dan cita2 kita dapat terwujud. Lain halnya dg Dion, karena dia mempunyai postur tubuh yg tinggi dan badan lumayan gagah, dia ingin bercita2 menjadi polisi. Yach.. kita semua saling mendukung.
            “ Mohon perhatian, hasil dari kelulusan akan ditempel pd papan ya akan diletakkan ditengah lapangan upacara, pukul 14.00 siang.” Setelah mendengar pengumuman dari pihak sekolah, Q, Ivan & Dion melangkahkan kaki menuju ke moshola yd ada di sekolah, untk melaksanakan sholat dhuhur. Sembari menunggu pukul 2 siang, Q, Ivan & Dion berjalan menuju lapangan upacara dg jantung yg terus berdebar2.
Kulihat sekelilingku ada yg berbincang2, ada yg bermain hp bahkan hasil kelulusan belum di umumkan, ada yg sudah menyiapkan piloks, spidol dll. Kulihat jam munujukkan pukul 2 siang tepat. Bp/Ibu gru telah meletakkan papan yg ditutupi kain. Saking penasarannya, semu siswa langsung berlari menuju papan2 yg terpampang di lapangan upacara.
            Satu per satu  kucari namaku dipapan, dan akhirnya kulihat namaku Bayu Prasetyo dg keterangan LULUS. Sujud syukur kupanjatkan kpd Allah SWT. Akhirnya perjuangan selama 3 th tlah membuahkan hasil yg baik. Kucari 2 shbt ku Ivan & Dion.
 “Ivan…. Dion…….! Gimana kalian luluskan???? “ Tanyaku pd ke2 rekanku.
“Bayu……. Q LULUS.!!!”  Teriak Ivan dg mata berkaca2.
“Alhamdulilah, kamu Dion? Lulus kan?” Tanyaku pd Dion.
“Q LULUS Van, Bay, Q lulussss……… !” teriak Dion.
Q melihat kawan2 yg lain, ada yg lg corat coret, ada yg teriak, ada yg menangis bahagia, & ada jiga yg menangis karena akan berpisah dg sahabat2nya. Tetapi, berbeda dg Q, Ivan & Dion. Kita ber3 langsung pulang & menghubungi ortu yang ada di rumah .
Sehari  tlah berlalu, Q, Ivan & Dion berkemas2 untk pulang ke rumah masing2. Saat itulah terakhir kita bertemu dg Dion, karna dia akan melanjutkan pendidikan di kepolisian. Berhubung rumah ku dg Ivan satu kota, jadi kita pulang kampung bersama2.  
            Di terminal Q dan Ivan mencari bus dg trayek Jakarta/Jogja. Disepanjang perjalanan, kita berbicang2 mengenai pendidikan selanjutnya. Setelah berdiskusi “Bay, gimana selanjutnya?” Tanya Ivan padaku.
“Q sih berharap bias satu kampus, gimana? “ Jawabku.
“Iyach sih, Q juga berharap sama, rumah kita kan nggak terlalu jauh ! sahut Ivan.
Oceyy……..”(sambil tosss bersam).
“Terminal  Jogja ……Jogja…….! “Teriak kondektur.
            Sesampai di terminal, kita berdua saling berpamitan untuk pulang ke rumah masing2.
Sembari menunggu ijazah, Q & Ivan saling kontak untuk membicarakan masalah pendaftaran.
Bayu : “Halo, assalamu’alaikum?”
Ivan  : “ Wa’alaikumsalam!” Ya Bay, gimana?
Bayu : “Gimana kalo besok kita bertemu disana saja, nanti kita bisa tahu                                persyaratannya.?”
Ivan  : “ Oh gitu, OK ok. Q setuju.”
Bayu : “ jgn lupa z jam 08.00
Ivan  : “ ok ok”
Bayu : “ ya udah ya, assalamua’laikum?
Ivan  : “ ya, wa’alaikumsalam.”
Setelah kita tahu persyaratannya, kita berdua langsung mendaftar. Setelah 1 bln kemudian, tak disangka Q & Ivan berhasil masuk di Universitas.
            3 thn berlalu, biasanya kulihat Ivan du2k did pan bangkuku. Namun minggu2 ini Q tdk menemukan batang hidungnya. Setiap Q  dtng ke rumahnya Q tdk pernah menemuinya. Kira2 dimana ya Ivan? Bisik hatiku. Hingga Q mulai membuat skripsi, Q sudah tdk pernah lg bertemu dgn nya. Sampai suatu hari, pukul 21.00 malam, Q baru pulang dari kampus setelah menyelesaikan tugas skripsiku. Mungkin karena terlalu lelah, ngantuk, dan kondisi jalan yg tdk bersahabat, tanpa kusadari ad pria yg mengendarai sepeda motor dg kecepatan tinggi, muncul dari persimpangan jln raya.
GUbbrrak ………!! Jatuhlah Q dg pria itu. Beruntung Q dpt mangerem sepeda ku meskipun terjatuh. Kucoba untuk membantu pria itu, kulihat tdk terjadi apa2 dgnnya, hanya saja sepeda motornya agak rusak tapi setelah kulihat dgn teliti, terlihat ceceran darah di bagian tubuhnya, setelah kucopot helmnya,
            “Astaghfirullah……! Ivaaaaannn…. ! ini benar kamu Ivan ?”  teriakku pda sesosok yg menurutku dia itu Ivan, sahabatku.
            “Bab….bab….bayyuu.? ini gue Ivan Bay.” Jawab pria itu. Kucoba untuk meraba tubuhnya , dan ternyata ada luka tembak dibagian perutnya, tdk hanya itu, Q juga menemukan barang yg menurutku itu shabu2.
“ Van, jelasin pada Q ini apaan ? apa yg terjadi selama ini? Loe kenapa Van?” Tanyaku pada Ivan.
“Ma….ma….maaf Bay, selama ini Q hancur Bay, HANCURRR (jwb Ivan sambil terbata-bata menahan sakit).
“Kenapa kamu?  Apa maksudmu? Tanyaku pada Ivan yg tergeletak di jalan.
“Orangtua ku  Bay, mereka bercerai Bay, Cerai….!!” Jwb Ivan.
“Masya Allah !, tapi kenapa kamu harus memilihjalan seperti ini Van?” tanyaku pada Ivan diiringi dgn tetesan air mata.
“Q dah putus asa Bay ! maafin Q Bay, kita tidak bias meraih cita2 bersama. Sekarang cepat kamu pergi !!” (suara sirine polisi terdengar)
“Enggak, enggak Van, Q nggak bisa tinggalin kanu dgn keadaan seperti ini !” jawabku.
“Pergi Bay, cepat pergi……pergi……… kamu harus melanjutkan cita2 mu. Cepat pergi Bay, pergi……….( dgn nada mengusir).
“Tap, tap…..tapi Van? Ivan…….. Ivan……. Bangun Van……bangun….! Kamu nggak boleh pergi ! teriakku pada Ivan.
            Suara sirine semakin dekat. Berat kaki ku untuk meniggalkan sahabatku yg tergeletak tak berdaya. Namun Q tdk mau menanggung resik Ku lihat di spion sepeda motorku , mobil polisi berhenti untuk menangkap Ivan. Tak tega mata & hatiku menyaksikan & merasakan semua peristiwa itu. Saat itulah terakhir Q bertemu dgn Ivan, sahabatku.
            Setelah hasil skripsiku diumumkan lulus, Q langsung melaksanakan wisuda dan akhirnya Q berhasil menjadi seorang pengacara.
            “Van, Q berhasil, sekarang cita-cita kita telah tercapai, Van”. Namun sayang, kita tidak bias menepati janji yg telah  kita buat bersama.” Tak kusadari tetesan air mata jatuh diatas gundukan tanah dan kulihat senyuman sosok Ivan diatas tanah yg tertancap batu nisan tertuliskan IVAN SURYA PRATAMA BIN SASONGKO

The End


Tidak ada komentar:

Posting Komentar