Kamis, 07 Mei 2015

My First Short Story



Sahabat Sejatiku, Sahabatku Malang
            “Allohu Akbar……….Allohu Akbar……..!!!!!!!”
            Kumandang adzan menggema membangunkan ku, untuk bergegas mengambil air wudhu.
“Bangun……..bangun………! weyy….. buruan sholat shubuh !” teriakku pada Ivan dan Dion.
“HuagGhhhh…..! jm berapa sich?” Sahut Ivan sembari mengucek matanya.
“Udah jam 04.30, ayooo ! buruan bangun  !” kataku pada Ivan.
“Wahh.., udah setengah lima zaww?” Tanya Dion.
“Ya udah yuk, Sholat bareng”. Ajakku pd kedua temanku.
“OKeyyy…..!” sahut keduanya.(kemudian sholat subuh berjama’ah)
Seperti biasa, sebelum berangkat sekolah, kita bertiga harus antri dulu buat mandi dg anak kos yg lain. Maklumlah, rumah kita dengan sekolah jauh. Jadi, dari pd PP kita pilih ngekos aja dech, itung2 latihan mandiri.
            Aku dan Ivan sudah berteman sejak SMP,sedangkan mengenal Dion saat kita menjalani MOS di SMA. Saat ini, kita ber3 du2k di klz Xll.
            2 bln lg UN akan dilaksanakan , untuk itu waktu untuk bermain,bergurau harus dikurangi. Setiap hari maupun di sekolah, ataupun di kamar kos, kita selalu belejar dengan giat. Hingga 2 bln berlalu,saat berperangpun dimulai, sebelum berangkat ke sekolah, kita tak lupa untuk memohon do’a restu kpd ibu kos dan terutama keluarga di rumah. Sesampainya di sekolah kita sedikit membuka buku pelajaran guna mengingat SKL yg akan diujikan pd hari ini.
“TENG…….tengggg……teng..!!!” lonceng tanda masuk berbunyi, dg membaca basmallah, kulangkahkan kaki menuju pintu masuk klz. Kubaca soal 1 & sampai sejauh ini, belum menemui kesulitan. Hingga lonceng tanda berakhirnya waktu usai.
“Alhamdulillah….!” Ucapku usai mengerjakan soal UN.
“Alhamdulillah, aku dpt mengerjakan soal2nya, tp…. Ada juga bbrpa soal yg aku ragu untk menjawabnya, kalo kamu gimana Bay?” Tanya Ivan pdku.
“Hemm… aku juga sama, kalo kamu Dion?” tanyaku pd Dion.
“Iya, sama.. “jawab Dion.
“Semoga kita semua lulus zzaaww…….. Amiiieeeen “ sahut kita bertiga.
            Hari demi hari telah berlalu, UN pun usai. Hanya do’a yg tak henti2 kami panjatkan. Kita hanya dapat bertawakal, setelah berjuanh dan berperang. 1bln tlah berlalu, pengumuman pun telah didepan mata. Tanggal 26 Mei 2009, bertepatan dg hari rabu, Q,Ivan, dan Dion berangkat bersama menuju ke sekolah.     
Sepanjang perjalanan menuju ke sekolah jantung berdebar2 untuk menanti sampai di sekolah. “Kiriii……..kiri…….kiriiiiiiiii !!! teriak kondektur. Sampai di sekolah ternyata sudah banyak teman2 yg sampai disana. Aku & Ivan mempunyai cita2 yg sama, yaitu  menjadi seorang pengacara. Jadi, kita berdua bertekat untuk melanjutkan pendidikan ke Universitas, agar impian dan cita2 kita dapat terwujud. Lain halnya dg Dion, karena dia mempunyai postur tubuh yg tinggi dan badan lumayan gagah, dia ingin bercita2 menjadi polisi. Yach.. kita semua saling mendukung.
            “ Mohon perhatian, hasil dari kelulusan akan ditempel pd papan ya akan diletakkan ditengah lapangan upacara, pukul 14.00 siang.” Setelah mendengar pengumuman dari pihak sekolah, Q, Ivan & Dion melangkahkan kaki menuju ke moshola yd ada di sekolah, untk melaksanakan sholat dhuhur. Sembari menunggu pukul 2 siang, Q, Ivan & Dion berjalan menuju lapangan upacara dg jantung yg terus berdebar2.
Kulihat sekelilingku ada yg berbincang2, ada yg bermain hp bahkan hasil kelulusan belum di umumkan, ada yg sudah menyiapkan piloks, spidol dll. Kulihat jam munujukkan pukul 2 siang tepat. Bp/Ibu gru telah meletakkan papan yg ditutupi kain. Saking penasarannya, semu siswa langsung berlari menuju papan2 yg terpampang di lapangan upacara.
            Satu per satu  kucari namaku dipapan, dan akhirnya kulihat namaku Bayu Prasetyo dg keterangan LULUS. Sujud syukur kupanjatkan kpd Allah SWT. Akhirnya perjuangan selama 3 th tlah membuahkan hasil yg baik. Kucari 2 shbt ku Ivan & Dion.
 “Ivan…. Dion…….! Gimana kalian luluskan???? “ Tanyaku pd ke2 rekanku.
“Bayu……. Q LULUS.!!!”  Teriak Ivan dg mata berkaca2.
“Alhamdulilah, kamu Dion? Lulus kan?” Tanyaku pd Dion.
“Q LULUS Van, Bay, Q lulussss……… !” teriak Dion.
Q melihat kawan2 yg lain, ada yg lg corat coret, ada yg teriak, ada yg menangis bahagia, & ada jiga yg menangis karena akan berpisah dg sahabat2nya. Tetapi, berbeda dg Q, Ivan & Dion. Kita ber3 langsung pulang & menghubungi ortu yang ada di rumah .
Sehari  tlah berlalu, Q, Ivan & Dion berkemas2 untk pulang ke rumah masing2. Saat itulah terakhir kita bertemu dg Dion, karna dia akan melanjutkan pendidikan di kepolisian. Berhubung rumah ku dg Ivan satu kota, jadi kita pulang kampung bersama2.  
            Di terminal Q dan Ivan mencari bus dg trayek Jakarta/Jogja. Disepanjang perjalanan, kita berbicang2 mengenai pendidikan selanjutnya. Setelah berdiskusi “Bay, gimana selanjutnya?” Tanya Ivan padaku.
“Q sih berharap bias satu kampus, gimana? “ Jawabku.
“Iyach sih, Q juga berharap sama, rumah kita kan nggak terlalu jauh ! sahut Ivan.
Oceyy……..”(sambil tosss bersam).
“Terminal  Jogja ……Jogja…….! “Teriak kondektur.
            Sesampai di terminal, kita berdua saling berpamitan untuk pulang ke rumah masing2.
Sembari menunggu ijazah, Q & Ivan saling kontak untuk membicarakan masalah pendaftaran.
Bayu : “Halo, assalamu’alaikum?”
Ivan  : “ Wa’alaikumsalam!” Ya Bay, gimana?
Bayu : “Gimana kalo besok kita bertemu disana saja, nanti kita bisa tahu                                persyaratannya.?”
Ivan  : “ Oh gitu, OK ok. Q setuju.”
Bayu : “ jgn lupa z jam 08.00
Ivan  : “ ok ok”
Bayu : “ ya udah ya, assalamua’laikum?
Ivan  : “ ya, wa’alaikumsalam.”
Setelah kita tahu persyaratannya, kita berdua langsung mendaftar. Setelah 1 bln kemudian, tak disangka Q & Ivan berhasil masuk di Universitas.
            3 thn berlalu, biasanya kulihat Ivan du2k did pan bangkuku. Namun minggu2 ini Q tdk menemukan batang hidungnya. Setiap Q  dtng ke rumahnya Q tdk pernah menemuinya. Kira2 dimana ya Ivan? Bisik hatiku. Hingga Q mulai membuat skripsi, Q sudah tdk pernah lg bertemu dgn nya. Sampai suatu hari, pukul 21.00 malam, Q baru pulang dari kampus setelah menyelesaikan tugas skripsiku. Mungkin karena terlalu lelah, ngantuk, dan kondisi jalan yg tdk bersahabat, tanpa kusadari ad pria yg mengendarai sepeda motor dg kecepatan tinggi, muncul dari persimpangan jln raya.
GUbbrrak ………!! Jatuhlah Q dg pria itu. Beruntung Q dpt mangerem sepeda ku meskipun terjatuh. Kucoba untuk membantu pria itu, kulihat tdk terjadi apa2 dgnnya, hanya saja sepeda motornya agak rusak tapi setelah kulihat dgn teliti, terlihat ceceran darah di bagian tubuhnya, setelah kucopot helmnya,
            “Astaghfirullah……! Ivaaaaannn…. ! ini benar kamu Ivan ?”  teriakku pda sesosok yg menurutku dia itu Ivan, sahabatku.
            “Bab….bab….bayyuu.? ini gue Ivan Bay.” Jawab pria itu. Kucoba untuk meraba tubuhnya , dan ternyata ada luka tembak dibagian perutnya, tdk hanya itu, Q juga menemukan barang yg menurutku itu shabu2.
“ Van, jelasin pada Q ini apaan ? apa yg terjadi selama ini? Loe kenapa Van?” Tanyaku pada Ivan.
“Ma….ma….maaf Bay, selama ini Q hancur Bay, HANCURRR (jwb Ivan sambil terbata-bata menahan sakit).
“Kenapa kamu?  Apa maksudmu? Tanyaku pada Ivan yg tergeletak di jalan.
“Orangtua ku  Bay, mereka bercerai Bay, Cerai….!!” Jwb Ivan.
“Masya Allah !, tapi kenapa kamu harus memilihjalan seperti ini Van?” tanyaku pada Ivan diiringi dgn tetesan air mata.
“Q dah putus asa Bay ! maafin Q Bay, kita tidak bias meraih cita2 bersama. Sekarang cepat kamu pergi !!” (suara sirine polisi terdengar)
“Enggak, enggak Van, Q nggak bisa tinggalin kanu dgn keadaan seperti ini !” jawabku.
“Pergi Bay, cepat pergi……pergi……… kamu harus melanjutkan cita2 mu. Cepat pergi Bay, pergi……….( dgn nada mengusir).
“Tap, tap…..tapi Van? Ivan…….. Ivan……. Bangun Van……bangun….! Kamu nggak boleh pergi ! teriakku pada Ivan.
            Suara sirine semakin dekat. Berat kaki ku untuk meniggalkan sahabatku yg tergeletak tak berdaya. Namun Q tdk mau menanggung resik Ku lihat di spion sepeda motorku , mobil polisi berhenti untuk menangkap Ivan. Tak tega mata & hatiku menyaksikan & merasakan semua peristiwa itu. Saat itulah terakhir Q bertemu dgn Ivan, sahabatku.
            Setelah hasil skripsiku diumumkan lulus, Q langsung melaksanakan wisuda dan akhirnya Q berhasil menjadi seorang pengacara.
            “Van, Q berhasil, sekarang cita-cita kita telah tercapai, Van”. Namun sayang, kita tidak bias menepati janji yg telah  kita buat bersama.” Tak kusadari tetesan air mata jatuh diatas gundukan tanah dan kulihat senyuman sosok Ivan diatas tanah yg tertancap batu nisan tertuliskan IVAN SURYA PRATAMA BIN SASONGKO

The End


BENTURAN ISLAM DAN TRADISI JAWA “ BUKA LUWUR “



BENTURAN ISLAM DAN TRADISI JAWA
“ BUKA LUWUR “

            Indonesia adalah negara yang memiliki keanekaragaman bahasa, suku, agama, serta budaya. Setiap pulau maupun bagian wilayah yang ada di Indonesia, memiliki kebudayaan tersendiri. Budaya sendiri menurut KBBI ialah pikiran, akal budi atau adat istiadat. Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. Budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar, dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia.[1]
            Berbicara mengenai budaya, Jawa memiliki keunikan tersendiri. Diantaranya ialah slametan. Slametan menjadi sarana untuk menampung berbagai maksud yang mempunyai makna sosial. Slametan ini berkaitan dengan siklus kehidupan, mulai dari kehamilan, kelahiran, perkawinan, dan kematian (Geertz, 1960).[2] Namun, hal ini menimbulkan banyak pertentangan antara masyarakat “puritan”, yakni masyarakat Islam yang ingin meningkatkan kadar keislaman masyarakat agar menjadi masyarakat Islam yang sebenar-benarnya, dengan cara menolak takhayul, bid’ah, dan khurafat.[3] Banyak dari tokoh-tokoh masyarakat yang menjalankan adat ataupun tradisi Jawa dengan tujuan yang keliru. Dikatakan keliru dikarenakan, mereka melakukan tradisi tersebut dengan harapan akan mendatangkan berkah, keselamatan, atau yang lainnya. Perlu kita ingat bahwa hal tersebut sudah melanggar larangan Alloh SWT. Tradisi yang dilakukan dengan tujuan tersebut, dapat dikatakan sebagai suatu dosa syirik. Syirik ialah menyekutukan Alloh, yakni mengharapkan sesuatu kepada selain Alloh SWT. Seringkali kita menemui tradisi – tradisi atau adat istiadat yang bertentangan dengan agama Islam, sebab tradisi-tradisi tersebut sebagian besar merupakan peninggalan dari ajaran Hindu-Budha.
             Sebagai contoh seperti kliping di depan tadi, yakni tradisi buka luwur. Tradisi buka luwur  adalah ritual  penggantian  kain  kelambu/kain  mori (luwur) yang digunakan untuk membungkus nisan, cungkup, makam, serta bangunan di sekitar  makam. Tradisi ini biasa dilakukan pada 1 Muharam. Sebagian  masyarakat  percaya  bahwa luwur/kain  mori bekas  dari  Makam  Pantaran membawa  berkah dan  rejeki  bagi  yang  mempunyai  karena di  dalam  kain  mori tersebut mengalir  doa-doa,  tahlil,  dan  bacaan  Al-Quran  dari  peziarah  Makam Ki Ageng Pantaran.  Mereka  juga  beranggapan  bahwa  kain  mori  bekas  Makam Ki Ageng Pantaran  dapat dijadikan sebagai jimat bagi orang yang menyimpan. Nasi bungkus (nasi  keranjang/sego  jangkrik)  yang  diperoleh  pada  waktu  ritual Buka Luwur dipercaya berkhasiat. Kepercayaan masyarakat bagi yang makan nasi tersebut akan terjaga kesehatannya. Jika nasi itu dikeringkan dan ditabur di sawah/tanah, maka akan memberikan kesuburan. Nasi yang telah dikeringkan, ditumbuk hingga halus, kemudian dicampur dengan pakan ternak, akan membuat ternak tersebut sehat dan cepat berkembang biak.
            Indonesia adalah negara dengan jumlah umat Islam terbanyak dan terbesar di dunia, masih melakukan hal-hal atau tradisi yang bukan dari ajaran agama Islam sendiri, melainkan akulturasi dari ajaran Hindu-Budha. Perpaduan Islam Jawa yang telah dilakukan oleh para penyebar agama Islam di Jawa masa lampau ternyata memberikan sumbangan yang besar terhadap perkembangan budaya Jawa. Budaya Jawa semakin diperkaya dengan nilai-nilai ajaran Islam yang menjadi sumber inspirasi dan pedoman kehidupan bagi masyarakaat pendukungnya. Perpaduan budaya Jawa Islam tersebut tumbuh dan berkembang serta diterima oleh hampir seluruh kalangan. Apabila melihat kasus di atas, tentunya kita sebagai umat muslim merasa sangat miris dan khawatir. Terutama bagi masyarakat Jawa yang memang masih sangat mempertahankan tradisi tersebut. Di dalam Islam sendiri, tradisi-tradisi tersebut sama sekali tidak ada tuntunan/ajaran dari nabi. Bagi masyarakat yang masih mempercayai atau bahkan masih melakukan hal-hal tersebut, sulit diajak kembali kepada tuntunan yang benar. Hal ini dikarenakan mereka belum mengerti Islam secara sebenar-benarnya. Mereka hanya melanjutkan tradisi atau adat istiadat yang diwarisi oleh nenek moyang mereka, dengan berharap mendapatkan berkah, keselamatan, dan sebagainya. Di dalam Islam sendiri sudah jelas mengatakan bahwa, tradisi-tradisi tersebut tidak ada tuntunannya. Banyak dari masyarakat maupun tokoh-tokoh adat yang mengatakan bahwa, tradisi itu harus dilestarikan karena ini merupakan peninggalan dan merupakan warisan budaya nenek moyang kita dahulu. Namun alangkah baiknya jikalau tradisi ataupun adat-istiadat yang saat ini masih dilakukan, harus dibersihkan dahulu dari unsur-unsur kemusyrikan.
            Di jaman Rasulullah dahulu, tidak ada tradisi yang seperti itu. Akan tetapi, di Indonesia sendiri Jawa khususnya, hampir selalu memadukan antara tradisi ataupun adat istiadat dengan agama Islam, seperti mengadakan slametan dengan dibumbui membaca ayat-ayat Al-Quran, tahlilan, doa-doa, dan sebagainya. Perlu  diperhatikan, kita sebagai umat Islam tentunya dalam setiap melakukan suatu ibadah harus berdasarkan tuntunan. Pentingnya belajar kebudayaan ialah kita mengetahui sejarah tradisi – tradisi di jaman dahulu. Bagaimanakah asal-usul tradisi atau adat istiadat tersebut. Sehingga kita akan mengetahui manakah yang tradisi ajaran Islam, dan manakah tradisi yang bukan dari ajaran Islam. Apabila kita sudah mengetahui asal-usul dari budaya atau tradisi tersebut, kita akan lebih mampu untuk memisahkan antara tradisi Jawa dan Islam. Namun, yang menjadi perhatian kita saat ini ialah, mengapa sulit sekali untuk mengubah kebiasaan yang ada di dalam masyarakat.
            Tentunya hal tersebut dilandaskan oleh beberapa faktor, yakni: pertama ialah faktor masyarakat itu sendiri. Masyarakat yang sudah lama tinggal di daerah tersebut, tentu telah diwarisi oleh bapak-bapak atau leluhur mereka yang terdahulu, tanpa mencari tahu terlebih dahulu, apakah tradisi itu ada di jaman Rosululloh dahulu, ataukah Rosul pernah melakukannya. Benturan Islam dengan budaya Jawa saat ini  menjadi perhatian yang bagi kita yang berperan sebagai umat Islam dan mahasiswa khususnya. Kita harus mampu menceritakan kembali tentang budaya - budaya atau tradisi – tradisi yang hanya diajarkan di dalam agama Hindu-Budha. Karena apa, sebab masyarakat kita sendiri khususnya di daerah Jawa masih sulit untuk membedakan antara tradisi Hindu-Budha dengan Islam. Kedua, yakni faktor lingkungan sekitar. Lingkungan dimana kita saling berinteraksi dan bersosialisasi. Biasanya lingkungan sangat berpengaruh dalam hal ini. Kita berusaha untuk menunjukkan bahwa tradisi atau adat tersebut memang bukanlah hasil dari ajaran Islam, melainkan dari ajaran Hindu-Budha. Akan tetapi, lingkungan masyarakat di sekitar kita tersebut tetap mengaggap bahwa itu adalah tradisi dan adat dari nenek moyang yang sudah ada sejak dahulu secara turun temurun dan kita harus tetap melestarikan serta tidak boleh meninggalkannya. Lingkungan yang tidak mendukung ini pula menjadi salah satu faktor sulitnya mengembalikan ajaran Islam yang sebenarnya.
            Sering kita temui, apabila ada seseorang yang tidak mau untuk menjalankan ataupun mengikuti tradisi yang bercampur dengan kemusyrikan, tetapi apa tanggapan dari masyarakat? Mereka malah mengucilkan orang tersebut, meraka menganggap bahwa orang tersebut tidak mau bermasyarakat, tidak mau melestarikan tradisi dan adat dari nenek moyang. Padahal apa yang dilakukan oleh orang tersebut memanglah benar. Hal inilah yang terkadang menjadi benturan di kalangan umat Islam “Puritan” dengan kalangan umat Islam “Sinkretis” (yakni kalangan yang memadukan antara budaya Islam dengan budaya Jawa seperti: tahlilan, yasinan, sesaji, ngalap berkah, dan sebagainya).[4] Dengan berpedoman kepada Al-Quran dan As-sunnah, kita akan mengetahui Islam yang sebenarnya itu seperti apa, dan tentu kita akan mampu membentengi serta membedakan antara budaya Islam dengan Budaya Jawa.


[1] Deddy Mulyana dan Jalaluddin Rakhmat. Komunikasi Antarbudaya: Panduan Berkomunikasi dengan Orang-Orang Berbeda Budaya. 2006. Bandung: Remaja Rosdakarya. hal 25
[2] Rusdi Muchtar. Harmonisasi Agama dan Budaya di Indonesia 1. 2009. Jakarta: Balai Peneitian dan Pengembangan Agama. Hal 3
[3] Sutiyono. Benturan Budaya Islam: Puritan dan Sinkretis. 2010. Jakarta: Kompas, hal 8
[4] Ibid, hal 8

Selasa, 05 Mei 2015

Kisah Pemuda Melamar Seorang Wanita (Lamaranmu Ku Tolak)

CERMIN HATI

Mereka, lelaki dan perempuan yang begitu berkomitmen dengan agamanya.
Melalui ta’aruf yang singkat dan hikmat, mereka memutuskan untuk melanjutkannya menuju khitbah(melamar). Sang lelaki, sendiri, harus maju menghadapi lelaki lain: ayah sang perempuan.
Dan ini, tantangan yang sesungguhnya. Ia telah melewati deru pertempuran semasa aktivitasnya di kampus, tetapi pertempuran yang sekarang amatlah berbeda. Sang perempuan, tentu saja siap membantunya. Memuluskan langkah mereka menggenapkan agamanya.
Maka, di suatu pagi, di sebuah rumah, di sebuah ruang tamu, seorang lelaki muda menghadapi seorang lelaki setengah baya, untuk ‘merebut’ sang perempuan muda, dari sisinya.
“Oh, jadi engkau yang akan melamar itu?” tanya sang setengah baya.
“Iya, Pak,” jawab sang muda.
“Engkau telah mengenalnya dalam-dalam?” tanya sang setengah baya sambil menunjuk si perempuan.
“Ya Pak, sangat mengenalnya,” jawab sang muda, mencoba meyakinkan.
“Lamaranmu kutolak. Berarti engkau telah memacarinya sebelumnya? Tidak bisa. Aku tidak bisa mengijinkan pernikahan yang diawali dengan model seperti itu!” balas sang setengah baya.
Si pemuda tergagap, “Enggak kok pak, sebenarnya saya hanya kenal sekedarnya saja, ketemu saja baru sebulan lalu.”
“Lamaranmu kutolak. Itu serasa ‘membeli kucing dalam karung’ kan, aku takmau kau akan gampang menceraikannya karena kau tak mengenalnya. Jangan-kau nggak tahu aku ini siapa?” balas sang setengah baya, keras.
Ini situasi yang sulit. Sang perempuan muda mencoba membantu sang lelaki muda. Bisiknya, “Ayah, dia dulu aktivis lho.”
“Kamu dulu aktivis ya?” tanya sang setengah baya.
“Ya Pak, saya dulu sering memimpin aksi demonstrasi anti Orba di Kampus,” jawab sang muda, percaya diri.
“Lamaranmu kutolak. Nanti kalau kamu lagi kecewa dan marah sama istrimu, kamu bakal mengerahkan rombongan teman-temanmu untuk mendemo rumahku ini kan?”
“Anu Pak, nggak kok. Wong dulu demonya juga cuma kecil-kecilan. Banyak yang nggak datang kalau saya suruh berangkat.”
“Lamaranmu kutolak. Lha wong kamu ngatur temanmu saja nggak bisa, kok mau ngatur keluargamu?”
Sang perempuan membisik lagi, membantu, “Ayah, dia pinter lho.” “Kamu lulusan mana?”
“Saya lulusan Teknik Elektro UGM Pak. UGM itu salah satu kampus terbaik di Indonesia lho Pak.”
“Lamaranmu kutolak. Kamu sedang menghina saya yang cuma lulusan STM ini tho? Menganggap saya bodoh kan?”
“Enggak kok Pak. Wong saya juga nggak pinter-pinter amat Pak. Lulusnya saja tujuh tahun, IPnya juga cuma dua koma Pak.”
“Lha lamaranmu ya kutolak. Kamu saja bego gitu gimana bisa mendidik anak-anakmu kelak?” Bisikan itu datang lagi, “Ayah dia sudah bekerja lho.”"Jadi kamu sudah bekerja?” “Iya Pak. Saya bekerja sebagai marketing. Keliling Jawa dan Sumatera jualan produk saya Pak.”
“Lamaranmu kutolak. Kalau kamu keliling dan jalan-jalan begitu, kamu nggak bakal sempat memperhatikan keluargamu.” “Anu kok Pak. Kelilingnya jarang-jarang. Wong produknya saja nggak terlalu laku.”
“Lamaranmu tetap kutolak. Lha kamu mau kasih makan apa keluargamu, kalau kerja saja nggak becus begitu?” Bisikan kembali, “Ayah, yang penting kan ia bisa membayar maharnya.”
“Rencananya maharmu apa?” “Seperangkat alat shalat Pak.”
“Lamaranmu kutolak. Kami sudah punya banyak. Maaf.”
“Tapi saya siapkan juga emas satu kilogram dan uang limapuluh juta Pak.”
“Lamaranmu kutolak. Kau pikir aku itu matre, dan menukar anakku dengan uang dan emas begitu? Maaf anak muda, itu bukan caraku.” Bisikan, “Dia jago IT lho Pak” “Kamu bisa apa itu, internet?” “Oh iya Pak. Saya rutin pakai internet, hampir setiap hari lho Pak saya nge-net.”
“Lamaranmu kutolak. Nanti kamu cuma nge-net thok. Menghabiskan anggaran untuk internet dan nggak ngurus anak istrimu di dunia nyata.” “Tapi saya ngenet cuma ngecek imel saja kok Pak.”
“Lamaranmu kutolak. Jadi kamu nggak ngerti Facebook, Blog, Twitter, Youtube? Aku nggak mau punya mantu gaptek gitu.” Bisikan, “Tapi Ayah…” “Kamu kesini tadi naik apa?” “Mobil Pak.”
“Lamaranmu kutolak. Kamu mau pamer tho kalau kamu kaya. Itu namanya Riya’. Nanti hidupmu juga bakal boros. Harga BBM kan makin naik.” “Anu saya cuma mbonceng mobilnya teman kok Pak. Saya nggak bisa nyetir”
“Lamaranmu kutolak. Lha nanti kamu minta diboncengin istrimu juga? Ini namanya payah. Memangnya anakku supir?” Bisikan, “Ayahh..” “Kamu merasa ganteng ya?” “Nggak Pak. Biasa saja kok”
“Lamaranmu kutolak. Mbok kamu ngaca dulu sebelum melamar anakku yang cantik ini.” “Tapi pak, di kampung, sebenarnya banyak pula yang naksir kok Pak.”
“Lamaranmu kutolak. Kamu berpotensi playboy. Nanti kamu bakal selingkuh!”
Sang perempuan kini berkaca-kaca, “Ayah, tak bisakah engkau tanyakan soal agamanya, selain tentang harta dan fisiknya?” Sang setengah baya menatap wajah sang anak, dan berganti menatap sang muda yang sudah menyerah pasrah.
“Nak, apa adakah yang engkau hapal dari Al Qur’an dan Hadits?”
Si pemuda telah putus asa, tak lagi merasa punya sesuatu yang berharga.
Pun pada pokok soal ini ia menyerah, jawabnya, “Pak, dari tiga puluh juz saya cuma hapal juz ke tiga puluh, itupun yang pendek-pendek saja. Hadits-pun cuma dari Arba’in yang terpendek pula.”
Sang setengah baya tersenyum, “Lamaranmu kuterima anak muda. Itu cukup. Kau lebih hebat dariku. Agar kau tahu saja, membacanya saja pun, aku masih tertatih.”
Mata sang muda ikut berkaca-kaca.

Sabtu, 02 Mei 2015

PERSEBARAN HUTAN DI INDONESIA



PERSEBARAN HUTAN DI INDONESIA
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiEQI9Ui7rGcY8zzdO2CabwWXh6nVzyir8jLnwanwec2EsmB-4WByZdKgVsPWrWewHlWlU_I434N1JHO3ZKqsIUlEWE-qrQa905Dn_yYMrOfxF0JPegd4qjYxK0tpWQ9Npcszeg2-KUKwY/s1600/pict-rain-forest.jpg
Faktor-faktor yang memengaruhi keanekaragaman tumbuh-tubuhan di Indonesia adalah banyaknya hutaan. Jenis-jenis hutan tersebut, antara lain hutan hujan tropis, hutan musim, hutan sabana. Dan hutan bakau.

Hutan hujan tropis

hutan hujan tropis pada hakikatnya adalah hutan dengan variasi flora yang sangat beragam (hutan heterogen) dengan pohon-pohonnya yang sangat lebat.

Ciri-ciri hutan tropis, antara lain sebagai berikut:

  1. pohon-pohonnya tinggi, rapat, dan berdaun lebat.
  2. Dasar hutan ditumbuhi rumput dan lumut sebagai penutup lahan.
  3. Sinar matahari tidak dapat menembus dasar hutan.
  4. Udara di sekitarnya sangat lembap.
  5. Terjadi di daerah curah hujan tinggi.

Sebaran hutan hujan tropis di Indonesia terdapat di Sumatra, Kalimantan, Jawa Barat, Sulawesi, Utara, Maluku Utara, dan Papua.

Hutan musim

hutan ini sering dinamakan hutan homogen. Hal ini dikarenakan tumbuhannya hanya terdiri atas satu jenis flora saja. Ciri-ciri hutan musim, antara lain sebagai berikut.

  1. Pohon-pohonnya lebih jarang dibandingkan hutan hujan tropis.
  2. Tinggi pohon lebih rendah dibandingkan pohon pada hutan hujan tropis.
  3. Pada musim kemarau pohon di hutan menggugurkan daunnya untuk mengurangi penguapan.

Sebaran hutan musim di Indonesia terdapat di Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Hutan Sabana

hutan sabana adalah hutan yang berupa padang rumput luas diselingi oleh pohon perdu dan terdapat pada daerah yang musim kemaraunya panjang atau curah hujannya sedikit. Hutan sabana ini cocok untuk peternakan. Sebaran hutan sabana di indonesia terdapat di Nusa Tenggara dan Madura.

Hutan Bakau (Mangrove)

hutan bakau (mangrove) adalah hutan yang terdapat di daratan rendah pantai. Tumbuhan ini mempunyai akar penyangga sehingga dapat menahan dari emosi air laut. Hutan bakau mempunyai kadar garam, air, dan tanah yang tinggi, tetapi kadar oksigen pada air dan tanahnya rendah sehingga tumbuhan bakau sulir menyerap air. Daun tumbuhan bakau tebal, kaku, dan mengandung lapisan kutikula yang tebal untuk mencegah penguapan air yang berlebihan. Sebaran hutan bakau (mangrove) di Indonesia terdapat di pantai utara pulau Jawa, pantai Timur Sumatra, dan pantai Kepulauan Riau.

Stepa (Padang Rumput)

Bioma Stepa (Padang Rumput) terbentang dari daerah tropika sampai ke daerah subtropika yang curah hujannya tidak cukup untuk perkembangan hutan.
Ciri-cirinya:
  1. Merupakan padang rumput yang berilkim sedang
  2. Banyak terdapat di daerah Eropa timur, Amerika utara, Asia barat, dan Afrika
  3. Vegetasi rumput yang luas
  4. Suhu 19 derajat – 30 derajat saat musim panas, 12 derajat – 20 derajat saat musim dingin
  5. Curah hujan tidak teratur, antara 250 – 500 mm/tahun
  6. Adanya jenis rumput yang tingginya mencapai 3,5 m
Perbedaan yang cukup antara Stepa dengan Sabana adalah :
stepa terdiri dari rumput-rumput pendek yang diselingi oleh semak belukar.
sedangkan sabana merupakan padang rumput yang dselingi oleh pohon-pohon tinggi.
Wilayah persebaran bioma Stepa meliputi Afrika, Amerika Selatan, Amerika Serikat bagian barat, Argentina dan Australia.